Rencana Bisnis
Seen Channels
|
Industri Televisi
Jakarta, 7
Oktober 2013
disusun oleh:
Eko Prambudi
Direktur
Jl. Alternatif
Cibubur
No. Telepon 0856 –
7117 - 817
E-mail:
SeenChannels@gmail.com Webzite: seenchannels.co
A.
LATAR
BELAKANG
Teknologi
pada zaman sekarang berkembang sangat pesat dan setiap harinya orang-orang haus
akan informasi entah informasi yang mengenai politik, finansial, hiburan, dan
olahraga. Khusus nama terakhir di Indonesia belum ada stasiun televisi yang khusus
menyangkan tayangan olahraga baik dari Indonesia ataupun Internasional.
Akan menjadi tantangan tersendiri
bagi saya menggagas ide ini. Demi memajukan dan mengamati perkembangan dunia
olahraga Indonesia atau Internasional. Stasiun televise olahraga inipun
didirikan karena sebagian rakyat Indonesia yang mayoritas menyukai sepakbola
tidak bisa menikmati tayangan sepakbola Eropa di akhir pekan.
Di Indonesia hamper semua stasiun
televise temanya sama dan gak ada bedanya hanya sinetron dan acara music saja
yg membedakannya. Maka dari itu tergagaslah ide membuat stasiun televise
olahraga ini.
B.
PERMASALAHAN
YANG DIPECAHKAN
Permasalah
yang dipecahkan adalah untuk masyrakat Indonesia, kurang diexposenya dunia
olahraga Indonesia maupun Internasional. Harus berlangganan televisi berbayar
untuk menyaksikan pertandingan sepakbola Eropa di Indonesia
C.
TUJUAN
Menghadirkan
tayangan olahraga yang berkualitas untuk masyarakat Indonesia, memberikan info
terupdate tentang dunia olahraga untuk masyarakat. Memasyrakatkan olahraga
D.
STUDI
PUSTAKA
Stasiun televisi adalah suatu stasiun penyiaran yang
menyebarkan siarannya dalam bentuk audio dan video secara bersama-sama ke televisi penerima di wilayah tertentu. Stasiun
televisi terbagi kedalam beberapa jenis yaitu stasiun televisi komersial dan
stasiun televisi non komersial, stasiun televisi publik, lokal dan nasional itu
dilihat dari cakupanya.
Sistem
penyiaran televisi standar
yang ditetapkan oleh pemerintah, dan ini bervariasi di seluruh dunia. Penyiaran
stasiun televisi melalui sistem analog yang biasanya terbatas pada satu saluran televisi, namun televisi
digital memungkinkan
penyiaran melalui subchannel juga. "Stasiun televisi",
Istilah ini biasanya diterapkan pada stasiun televisi terestrial, dan bukan
untuk penyiaran televisi
kabel atau televisi
satelit.
Stasiun televisi biasanya
membutuhkan siaran lisensi dari lembaga pemerintah yang menetapkan persyaratan dan
pembatasan stasiun. Di Amerika Serikat, misalnya, lisensi televisi
mendefinisikan kisaran siaran, atau
wilayah geografis, bahwa stasiun terbatas pada, mengalokasikan frekuensi siaran dari spektrum
radio untuk transmisi
bahwa stasiun itu, menentukan batas-batas apa jenis program
televisi dapat diprogram untuk siaran, dan membutuhkan stasiun
untuk menyiarkan jumlah minimum jenis program tertentu, seperti pesan urusan
publik, diantaranya.
Kebanyakan televisi komersial stasiun dimiliki secara independen,
tetapi banyak yang baik afiliasi d dengan jaringan televisi atau dimiliki-dan-dioperasikan (O
& O) oleh jaringan televisi. Bentuk lain sebuah stasiun televisi dapat
mengambil adalah pendidikan
non-komersial (NCE)
dan dianggap penyiaran
publik. Untuk menghindari konsentrasi kepemilikan media dari stasiun
televisi, peraturan pemerintah di kebanyakan negara umumnya membatasi
kepemilikan stasiun televisi dengan jaringan televisi atau media lain operator,
tetapi peraturan ini bervariasi. Beberapa negara telah mendirikan jaringan
televisi nasional, di mana stasiun televisi masing-masing bertindak sebagai
semata-mata sebagai pengulangprogram nasional. Di negara-negara, stasiun
televisi lokal tidak memiliki identifikasi stasiun dan, dari sudut pandang konsumen,
tidak ada perbedaan praktis antara jaringan dan stasiun, dengan hanya perubahan
regional kecil dalam pemrograman, seperti berita
televisi lokal.
E.
METODELOGI
Metodelogi
pembuatan, ada beberapa tahap dan alat yang dibutuhkan untuk membangun stasiun televise
Prinsip utama pembuatan studio sesungguhnya adalah bisa
melakukan"Live-to-tape," Pemahamannya adalah ekspresi dalam
produksi TV, yang berarti hal itu dilakukan dengan cara hidup, tetapi direkam
untuk pemutaran nanti. Jika Anda membuat kesalahan kecil, Anda terus
berjalan, seperti kamu akan jika itu adalah hidup.Live-to-tape adalah metode
yang bagus. Atau bisa juga menyangkan pertandingan olahraga dengan cara membeli
hak siarnya.
F.
RINCIAN
BIAYA
G. 1. Rekapitulasi Biaya
NO
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya
Seluruhnya
|
1
|
Anggaran
|
Rp. 1.200.000.000
|
Jumlah
|
Rp.
1.200.000.000
|
H. 2. Anggaran Alat dan Bahan
NO
|
Nama Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
Jumlah
|
Biaya
|
1
|
Camcorder Professional
|
Untuk
merekam siaran
|
3 Pcs
|
Rp. 767.550.000
|
2
|
Video/Audio Switcher
|
Menangani
setiap sumber video/audio tunggal Anda memiliki (atau sistem komputer)
|
10 Pcs
|
Rp.36.776.000
|
3
|
Perangkat Perekam Audio
|
Untuk merekam audio
|
10 Pcs
|
Rp. 9.500.000
|
4
|
TV Monitor
|
Untuk menayangkan tayangan
|
10 Pcs
|
Rp. 68.350.000
|
5
|
Furniture
|
Untuk siaran
|
Rp. 13.750.000
|
|
6
|
Speaker Active
|
Output suara
|
10 Pcs
|
Rp. 99.000.000
|
7
|
Microfon
|
Input Suara
|
10 Pcs
|
Rp. 68.000.000
|
8
|
Kabel
|
Penghubung
|
10 Pcs
|
Rp. 64.500.000
|
9
|
Mixer
|
Mengatur Suara
|
2 pcs
|
Rp. 36.400.000
|
9
|
Total
|
Rp. 1.163.826.000
|
I.
DAFTAR
PUSTAKA
J.
LAMPIRAN
NAMA DAN BIODATA PEMOHON
Nama Lengkap :
Eko Prambudi
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 30 November 1994
NPM/Tahun Angkatan : 22112434/2012
Program Studi : Sistem Komputer
Fakultas :
Ilmu Komputer
Perguruan Tinggi : Universitas Gunadarma
0 Comments:
Post a Comment